Resensi Film: Main Kayu ( Dokumenter tentang Ketidak adilan Kehutanan di Jawa)



Jika ingin melihat sudut pandang lain dari pengelolaan kehutanan yang diajarkan di kelas kelas atau di buku buku teks, cobalah tonton film ini. Main Kayu, film berdurasi 55 menit bikinan Lidah Tani ini  menceritakan tentang pahitnya kehidupan para petani dan masyarakat desa di pinggiran hutan hutan jati di Jawa.

Dalam film ini digambarkan betapa ketidakadilan atas hak pemanfaatan hutan jati tersebut datang tak putus putusnya sejak penjajahan Belanda hingga sekarang.VOC lah yang pertama kali mengeksploitasi hutan hutan tersebut dan menjadikan masyarakat desa hutan menjadi budak.Masyarakat desa hutan yang memanfaatkan hutan tersebut sejak zaman nenek moyang mereka dilarang untuk mengambil kayu kayu dari hutan. Keadaan itu terus berlanjut hingga sekarang, atau setidaknya ketika film ini dibuat, dimana rakyat yang mengambil hutan milik mereka sendiri dianggap sebagai maling oleh pengelola hutan yang mendapat legitimasi dari negara.
Kekerasan fisik terhadap masyarakat desa hutan kerap dilakukan oleh pihak pengelola, bahkan hingga menimbulkan kematian, dengan dalih menjaga keamanan hutan.

Pasca reformasi, ketika paradigma kehutanan sosial mulai merebak, pihak pengelola pun ikut didalamnya dengan membuat program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). Namun, benarkah masyarakat dapat menikmati hasil dari program tersebut?
Tokoh utama dalam film ini dengan sinis mengatakan bahwa PHBM bukanlah Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, tetapi Pengelolaan Hutan Berbiaya Murah, karena tidak imbangnya antara profit sharing dan pekerjaan yang harus mereka lakukan.


Film ini memang berisi sindiran sindiran tajam atas ketidakadilan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya hutan selama ini.
Dalam penutupnya, dikutip sebuah kalimat dari samin surosentiko, seorang tokoh perlawanan dalam pengelolaan sumberdaya hutan di jawa:
"LEMAH PADA DHUWE, BANYU PADA DHUWE, KAYU PADA DHUWE", sebuah pernyataan yang menurut saya merupakan manifestasi dari sikap politiknya untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkeadilan.

Comments

Popular posts from this blog

Buku Buku Kaum Pecinta Alam

Sedikit Catatan Soal Penerbitan Munnu: Bocah dari Kashmir