Suatu saat sebelum dan sesudah si Dul mati (komik review)

Tawuran pelajar. Carut Marut dunia pendidikan. Dua tema tersebut adalah tema yang diangkat oleh komik ini. Komik yang dibuat tahun 2002 silam tampaknya masih relevan dengan keadaan tahun 2012 ini. Kejadian yang menimpa pelajar sma 6 yang tewas saat tawuran dengan sman 70 pada bulan oktober 2012 lalu membuat saya teringat pada komik yang digambar oleh Didoth Purnomo ini (klik disini untuk berteman dengan Didoth Purnomo di facebook)

Komik ini bercerita tentang Si Dul, seorang pelajar SMA yang rajin dan pintar. Meski ia sebenarnya tidak menginginkan terjadinya tawuran, namun atas dasar solidaritas kepada teman temannya, ia pun akhirnya terlibat dalam tawuran yang menewaskannya tersebut.

Cerita tak berhenti disitu. paska kematian si Dul, stasiun stasiun televisi mengadakan dialog dialog dengan para tokoh tokoh. Namun hasil diskusi tersebut hanyalah klise, mengganti kurikulum, sosialisasi anti tawuran, padahal yang dibutuhkan (menurut komikus pastinya) adalah perubahan sistem pendidikan, karena selama ini para pelajar tidak mendapatkan apa apa dari pendidikan, selain kepenatan dan jalan buntu. Para pelajar yang berperilaku buruk justru dikeluarkan dari sekolah, padahal seharusnya sekolah mendidik mereka menjadi lebih baik. Kejadian ini sangat mirip sekali dengan yang saya saksikan atas kejadian tawuran yang saya ceritakan diatas.Didoth memang benar benar merekam realita.

Komik ini ditutup dengan scene Amir, adik si Dul, meninggalkan makam kakaknya sembari berceramah bagaiman survie tanpa sekolah. Sebuah tulisan di baju yang dikenakan Amir berbunyi school no longer educated us. It's a propaganda. Yah, school no longer educated us.

Komik ini aslinya disebarkan secara indie dengan format fotokopi. Didoth juga mengupload komik ini di blognya dalam bentuk jpeg, dan saya akan membantu penyebarannya yang dapat anda download di sini: link download komik suatu saat sebelum dan sesudah si dul mati.
Bravo komik indonesia
(Chandra Agusta)


Comments

Popular posts from this blog

Sedikit Catatan Soal Penerbitan Munnu: Bocah dari Kashmir

Buku Buku Kaum Pecinta Alam

Resensi Film: Main Kayu ( Dokumenter tentang Ketidak adilan Kehutanan di Jawa)