Si Buta dari Gua Hantu, Manusia serigala dari Gunung Tambora

Si Buta is back!!!

Komik Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes TH yang dulu sempat tenar di era 70an, kini hadir kembali dalam bentuk remastered, di tusir ulang oleh Erwin Prima Arya, demi memuaskan para pecinta komik silat Indonesia. Bagi yang tidak sempat mengalami masa kejayaan Si Buta seperti saya, kehadiran komik remastered ini tentu saja membuat penasaran. Akhirnya, setelah memantapkan niat,dan untuk mengobati rasa penasaran, saya beli juga sebuah judul dari serial Si Buta dari Gua Hantu, Manusia serigala dari Gunung Tambora, dengan harga yang lumayan, 140 ribu rupiah.

Komik setebal 800 halaman ini di split menjadi 2 buah buku. Setelah membaca dan melihat gambarnya, saya percaya bahwa memang sudah sepantasnya komik karya Ganes TH ini menjadi karya fenomenal yang digemari oleh masyarakat komik Indonesia.Dan saya bahkan tidak bisa percaya, bagaimana komik sebagus ini bisa mati suri. Ceritanya keren, dan gambarnya luar biasa.

Kembali ke Manusia Serigala dari Gunung Tambora, komik ini bercerita tentang petualangan Si Buta di pulau Sumbawa, dimana ada seorang anak yang menggemparkan seisi pulau karena kekuatan dan tingkah lakunya yang seperti serigala. Ia memang seorang anak manusia yang dibesarkan oleh kawanan serigala, karena kelalaian orangtuanya.

Munculnya manusia serigala ini sudah pasti mengundang kehebohan, karena di setiap kemunculannya selalu membawa kerusakan, matinya ternak ternak warga desa. ia pun lantas menjadi musuh bersama masyarakat Sumbawa. Orang orang berkeinginan membunuhnya. Muncul pula peneliti asing yang ingin menjadikannya sebagai objek penelitian dan membayar para pendekar untuk dapat menangkapnya hidup hidup. Hanya orang tuanya sajalah yang yakin bahwa manusia serigala ini adalah anak yang baik, hanya karena lingkungan ia berubah menjadi ganas dan liar.Si Buta, tak ketinggalan, terlibat dalam huru hara ini. Motivasinya adalah mengembalikan kemanusiaan si manusia serigala dan menyerahkan kembali pada kedua orangtuanya.

Alhasil, para pendekar ini pun beradu tanding, menjajajl kebolehan ilmu masing masing, demi mendapatkan sang buruan. Tentu saja cerita tak berhenti sebatas perang tanding. Ganes TH dengan lihai membuat cerita menjadi rumit dan penuh polemik, mengejutkan, dan menjadikan komik ini menjadi sebuah komik yang wah.

Untuk gambarnya, sudah pasti keren banget, tentu saja ini menurut orang awam yang tak paham ilmu gambar menggambar seperti saya ini. Kalau pengen tau komentar yang expert di bidang itu, baca aja pengantar dari Beng Rahadian di halaman awal komik.

Sebagai pembaca, saya berterimakasih pada Erwin Prima Arya yang menusir ulang komik ini sehingga bisa dibaca oleh kita kita generasi yang tak sempat mengalami masa kejayaan Si Buta. You're great. Kapan bikin komik pendek kayak Taxi Blues lagi?

Last, gambar back covernya, yang digambar Ardian Syaf, juga keren abis. Saya berharap, suatu saat komik ini tidak hanya remastered saja, tapi juga dilanjutkan dengan cerita baru dengan gambar full colour seperti manhwa karya Tony Wong. Barangkali Ardian syaf berkenan jadi penggambarnya. Amin. Bravo komik Indonesia. (Chandra Agusta, 29 Desember 2012)
Humor khas komik indonesia
Setting sibuta itu kapan ya? ampe ada istilah astronot?


Comments

Popular posts from this blog

Sedikit Catatan Soal Penerbitan Munnu: Bocah dari Kashmir

Buku Buku Kaum Pecinta Alam

Resensi Film: Main Kayu ( Dokumenter tentang Ketidak adilan Kehutanan di Jawa)