Novel Grafis/Komik Rilisan Lokal Terbaik 2013

Oke, tahun 2013 telah lewat, dan dari jumlah rilisan novel grafis dan komik lokal yang diterbitkan tahun ini, dan jumlah pameran yang diadakan (saya baca dari akun facebook Komik Indonesia ada sekitar 100 terbitan, dan kurang lebih 5 kali even pameran) bolehlah kalau dibilang tahun 2013 adalah tahun emas untuk perkomikan nasional. Hahaha, why so serious?
Nah, dari sekian banyak komik dan novel grafis tersebut, saya pilihkan 6 novel grafis/komik lokal terbaik versi saya sendiri tentunya. Supaya adil, dan sebenarnya ini tak sengaja, tiga judul berasal dari penerbitan independent, dan tiga lainnya dari penerbit resmi (independent juga kali ya? Ah i don't care!). Ini dia, kita simak:

1. Neraka Borneo 
Yap, ini dia yang pertama, novel grafis karya Alfie Zachkyelle dan sang maestro Mansjur Daman. Diterbitkan pada April 2013 oleh Cendana Art Media, novel grafis ini bercerita tentang sebuah ekspedisi ke pulau Kalimantan yang seru, mendebarkan, dan penuh misteri. Tim ekspedisi yang mati satu persatu, makhluk makhluk aneh, dan sebuah kekuatan gaib yang menjadi asal muasal semesta, dirangkai dalam panel panel yang rapi dan ilustrasi yang luar biasa oleh Mansjur Daman. Tentu tak usah diragukan lagi kualitas gambarnya kan?? Novel grafis ini saya dapatkan di pameran Retro Man, sebuah pameran komik komik lama dan baru karya Mansjur Daman, yang diadakan di jakarta. Pecinta komik lokal harus punya ini!!

2. Enjah
Ini yang kedua, masih dari Cendana Art media, penerbit komik lokal yang lumayan produktif. Enjah merupakan novel grafis karya Beng rahadian dan Thomas Soejakto yang bertema horror, saya dapatkan di pameran komik horor di Kedai Kebun Yogyakarta. Temanya adalah tentang hantu hantuan, sangat dramatis dan mengejutkan, layaknya menonton sebuah film. Nama besar Beng Rahadian tentu tak usah juga dipertanyakan, ini novel grafis yang mecekam, baik dari sisi cerita maupun visualnya. 



3. Pejuang Muda Longmarch Divisi Siliwangi
Tak sengaja saya menemukan ini di sudut sebuah toko buku ternama beberapa minggu lalu. Novel grafis ini sebenarnya cetak perengahan 2013 oleh Mediakom Yogyakarta, tapi saya baru membelinya Desember ini. Ini adalah karya kesekian dari Sungging (FYI, Sungging adalah anak dari kreator Godam, Wid N.S.), setelah Trilogi Godam Reborn ( dua digambar Sungging dan 1 lagi digambar oleh Dwi Aspitono) dan beberapa komik pendek di beberapa antologi komik terbitan Metha Studio Yogyakarta.Saya pikir saya lebih menikmati karya karya Sungging yang hitam putih ketimbang yang berwarna seperti pada Godam Reborn, karena gaya gambarnya terlihat lebih keren dalam warna hitam putih saja, dan saya memang suka gaya bercerita dari komikus ini, tidak tergesa gesa, dan entahlah, saya menikmati cerita yang bukan soal seru-seruan eksyen semata. Oke pokoknya keren deh.

4. Jurnal
Nah, ini dia novel grafis terbitan indie yang yahud punya, karya Redi Murti dari Milisi Fotocopy. Dengan lisensi Creative Commons, novel grafis ini bebas dibajak siapapun, keren kan?. Mengangkat cerita heroik tentang seorang wartawan yang jujur dan naif, novel grafis ini keren sekali, terutama dari sisi visual alias gambar-gambarnya yang full colour. Dari sisi cerita, saya pikir ini terlalu hitam putih dan klise, tapi kisah kisah tentang kejujuran akan menang tetap harus diangkat, setidaknya begitulah menurut pendapat saya. Tentu saja novel grafis ini gak akan kalian temukan di toko buku, karena memang tidak dijual. yang mau memilikinya silahkan download versi PDFnya di blog Redi Murti (cari di postingan saya sebelumnya), dan cetak sendiri di percetakan terdekat di kota anda.

5. Daging Tumbuh #14: Dimiscall Leluhur.
Hahaha. Ini dia komik indie paling beken senegeri ini: Daging Tumbuh dari Eko Nugroho, akhirnya terbit lagi. Masih dengan format fotokopi, dan masih dengan format keroyokan alias antologi. Ini adalah komik alien, yang mungkin bisa membuat anda mual dan gatal gatal. Kenapa dipilih sebagai 6 rilisan novel grafis/komik Indonesia terbaik tahun 2013? Alasannya jelas, fotokomik saya ada disini, hahahaha. Lagipula, Daging Tumbuh berhasil mematahkan mitos bahwa komik Indonesia selalu nomer 1, karena nomer 2-nya ga pernah terbit. Dan Daging Tumbuh telah berhasil terbit sebanyak 14 edisi. 

6. Rocker Paper
Ini yang terakhir, novel grafis karya Gandhi Eka a.k.a Supergunz, diterbitkan independent oleh Halilintar Books. Merupakan novel grafis yang mengisahkan kehidupan band band yang berasal dari kampus seni, seperti ISI, IKJ, dan ITB. Beberapa band yang diceritakan disini berasal dari beberapa generasi. Generasi lawas ada Bimbo, Soekar Madjoe, dan Benclang Benclung (cuma Bimbo yang pernah saya tau dan dengerin, hehehe).Selanjunya generasi agak lawas ada Seuriueus, Rumah Sakit, dan Kornchonk Chaos (yang terakhir ini personelnya, Iwank, juga ngomik lho). Kemudian ada Sangkakala, The Upstairs, White Shoes and The Couple Cmpany (salah satu bang fave-ku), The Adams, The Panas Dalam (bersanding dengan The Daging Tumbuh adalah 2 hal paling absurd di negeri ini, hehehe), Gestapu, Punkasila, Festivalist (ini juga band keren, dulu namanya Jenny), Seek Six Sick, dan Airport Radio.
Novel grafis ini emang paling keren, karena tema yang diambil sama sekali baru, meskipun ada beberapa band yang bikin komik (Naif, Endank Soekamti), dan tema ini sangat segar untuk dunia komik tanah air.


Oke itu sudah 6 novel grafis/komik terbaik tahun 2013, sebuah penilaian yang sangat subjektif, sesuai dengan era posmodern dan slogan : "no claim objective". Silahkan percaya, atau tak percaya, tidak mempengaruhi penilaian saya, dan alhamdulillah, tulisan ini selesai. (Surabaya, 1 Januari 2013)

Comments

Popular posts from this blog

Sedikit Catatan Soal Penerbitan Munnu: Bocah dari Kashmir

Buku Buku Kaum Pecinta Alam

Berapa Harga Nasgor di Rumahmu?