Everythings starts from Nothing, opini saya tentang penghujat kematian Erri Yunanto

*Tulisan ini saya buat sebagai respon dari banyaknya respon negatif atas kematian Erri Yunanto di kawah Gunung Merapi, Jawa Tengah, Mei 2015 ini. Tidak dengan perenungan yang dalam memang, apalagi pisau analisis yang kritis. Awalnya, tulisan ini saya ketik untuk mengisi kolom komentar dalam sebuah laman website, namun saya pikir ada baiknya diarsipkan di dalam blog ini, siapa tau ada yang berniat membaca. Demikianlah.
***



Tak seorangpun berhak menghakimi korban korban pendakian gunung atas keputusan yang dipilihnya sendiri. Saya tak menampik bahwa jumlah pendaki gunung meningkat beberapa tahun terakhir (barangkali akibat derasnya arus informasi di media, termasuk media sosial), tapi bukan berarti seseorang berhak menolak/menghakimi seseorang boleh naik gunung atau tidak, meski itu hanya sekedar ikut ikutan atau apapun. Ingat, seorang expert pun pasti dimulai dari seorang pemula. Sebutkan saja pendaki pendaki besar macam Reinhold Messner atau Heinrich Herrer atau bahkan Herman Lantang atau anak anak Mahitala yang kemarin menuntaskan pendakian seven summit. Darimana dan bagaimana mereka semua memulai karir pendakiannnya?

Saya pikir pendaki pendaki yang menghujat pendaki yang mati di gunung nampak sangat egois, terutama yang mencoba bernostalgia tentang pendakian gunung beberapa periode sebelum ini dimana gunung masih sepi dan bla bla bla. Hey man, anda bukan satu satunya orang yang ingin menikmati keindahan alam.

Justru yang lebih penting untuk dibahas adalah mengenai bagaimana seharusnya pendakian gunung dan extreme sport lain dilakukan dengan aman. Indonesia punya federasi untuk itu, di kampus dan sekolah sekolah ada kelompok2 pecinta alam, dan anda sang haters tampaknya punya cukup skill untuk mengajari tentang teknik teknik pendakian meski hanya dalam sebuah tutorial di internet.

Barangkali juga pihak pengelola wisata pendakian juga harus mengetatkan aturan berkaitan dengan pendakian gunung, terutama dalam hal safety prosedure, selain kuota pengunjung, dan usul itu dapat dimulai dari kita. Itu nampak lebih fair (dan berguna) daripada sekedar menghujat.

Terakhir, ingatlah, Dean Potter, yang baru baru ini tewas dalam sebuah olahraga ekstrem, adalah seorang expert. Dan bukankah kata Soe Hok Gie, orang yang kutipan kata katanya kita pakai di kaos atao wallpaper desktop,: "orang orang seperti kita (petualang, pen.)  tidak pantas mati ditempat tidur" ? Jadi, silahkan memilih, terus menghujat atau ikut berkontribusi menggemakan "pendakian aman" bagi semua khalayak.

*Chandra Agusta (netizen dan pencinta alam)

Comments

Popular posts from this blog

Sedikit Catatan Soal Penerbitan Munnu: Bocah dari Kashmir

Buku Buku Kaum Pecinta Alam

Resensi Film: Main Kayu ( Dokumenter tentang Ketidak adilan Kehutanan di Jawa)