Tamat - Kumpulan Cerpen oleh Rully Sangmerah

Informasi bahwa Rully Sabhara, musisi andalan kita semua dari kuartet Zoo dan duo Senyawa, adalah juga penulis cerita pendek (bahkan telah dikumpulkan dalam 1 buku) telah menumbuhkan rasa penasaran yang dalam di benakku. Dan kalau kalian (yang membaca tulisan ini) juga penasaran, kemudian mencoba mencari buku itu di jagat internet, kalian hanya akan menemukan sebuah cerpen yang ditulis ulang di sebuah blog. Hanya itu. Tak ada yang menjualnya di situs jual beli, tak ada bajakan pdfnya, dan beberapa tak ada tak ada lainnya. Siap-siaplah dengan rasa penasaran yang bertambah menjadi.

Tentang bagaimana aku kemudian berhasil mendapatkannya, ini sebenarnya bisa dijadikan sebuah kisah sendiri, hanya saja kisah itu sebaiknya di skip saja dulu, demi sebuah catatan singkat ini.

Kumpulan ini berjudul Tamat, terdiri dari 10 judul cerpen, ditambah 1 bonus cerpen, dengan satu kutipan dari beberapa tokoh di setiap halaman pertama cerpennya. Tadinya aku berharap tulisan Rully seeksperimental musiknya, tapi kupikir-pikir lucu jika kita membandingkan musik dengan cerpen yang jelas-jelas berbeda dari segala sudutnya kecuali bahwa hal-hal tersebut adalah sama-sama bentuk ekspresi diri jadi aku memutuskan tidak usah membanding-bandingkan soal ini. Meski begitu, memutuskan untuk membuat review tentang suatu hal berarti memutuskan untuk membuat komentar.

Untuk itu, komentar pertamaku adalah bahwa dalam teknik penulisan dan pemilihan kalimat dan gaya bahasa, kupikir tidak ada sesuatu yang benar-benar baru dalam kumpulan cerpen ini. Cerpen cerpennya kebanyakan beralur maju yang konstan, atau juga yang beralur mundur, meski ada juga yang bentuknya unik seperti yang berjudul Situasi-Situasi, dan Tidak Mungkin Saya Pembunuhnya. Hampir keseluruhan cerpen mengambil sudut pandang orang pertama, dilihat dari penggunaan "aku" sebagai narator. Tokoh "aku" ini mengambil bentuk yang bermacam-macam, sebagai manusia (dalam kebanyakan cerita), sebagai hantu (Manusia Hantu), sebagai pistol (Pistol Peliharaan), atau sebagai kamar kos (dalam Tidak Mungkin Saya Pembunuhnya).

Meski ceritanya macam-macam, aku bisa bilang kalau hampir semua cerpen di kumpulan ini bernuansa agak gelap, penuh kesinisan (penulis mana yang tidak?), menyindir agama, menyindir televisi, menyindir anak kos yang menyedihkan tanpa harapan, ya begitulah kira-kira. Cuma 1 cerpen saja yang agak lucu, yaitu yang berjudul "Cerita dari Pelataran Surga" yang bercerita tentang beberapa orang yang berhasil membakar surga. Walaupun tetap sinis dan penuh sindiran, cerita ini disusun dalam kalimat-kalimat yang lebih santai dan lucu. Aku tak  menyangka ia bisa (atau mau) membuat cerita lucu (coba baca beberapa wawancara Rully dengan beberapa media online, dan anda akan menangkap bahwa kayaknya orang ini tidak suka bercanda).

Terakhir, aku harus menuliskan bahwa cerpen favoritku adalah yang judulnya Tidak Mungkin Saya Pembunuhnya. Ini adalah cerita tentang peristiwa pembunuhan misterius di sebuah kos-kosan. Cerita dibuka dengan kutipan dari Amon Goeth:  "truth is always the best answer" (FYI aja nih ya, Goeth adalah seorang pemimpin kamp konsentrasi Nazi yang terkenal kejam, begitu kira-kira yang digambarkan di film Schindler's List). Diceritakan, telah ditemukan mayat seorang mahasiswa dalam kondisi mengenaskan di sebuah rumah kos-kosan, yang diperkirakan adalah korban pembunuhan. Polisi mencurigai beberapa orang sebagai pelaku yaitu pacar korban, pemilik kos, teman kuliah, dan teman kos korban, dan cerpen ini berisi pengakuan dan alibi dari masing-masingnya. Dari penjelasan masing masing orang inilah tergambar bagaimana kelakuan mahasiswa yang mati itu (yang kalau aku menebak-nebak, adalah kekesalan penulis terhadap tipe-tipe mahasiswa bajingan tanpa harapan macam yang digambarkan di cerpen ini).

Yang paling menarik ada di bagian akhir. Saya harus tegaskan bahwa kumpulan cerpen ini, terutama judul yang ini, jelas bukan cerita kriminal yang ada di majalah Intisari atau novel Trio Detektif, apalagi rubrik Oh Mama Oh Papa di majalah Kartini. Bagian akhirnya tak boleh dibuat sederhana, si pembunuh ketahuan karena ketidaksesuaian informasi atau kesalahan yang sepele semacam itu. Tak boleh! Maka tebaklah siapa pembunuh mahasiswa itu. Kalau anda teliti membaca tulisan ini secara keseluruhan, anda akan tahu tanpa membaca cerpennya sih, tapi itu tentu saja tidak mengasyikkan, karena tujuan tulisan ini adalah sebagai informasi awal sebelum anda memutuskan untuk mencari kumpulan cerpen ini.

Aku tidak bisa menebak selera anda, tapi bagiku,  membaca kumpulan cerpen ini bukanlah sebuah kesia-siaan. Dengan effort luar biasa (mungkin ini terdengar berlebihan) untuk mendapatkan copy dari kumpulan cerpen ini, bisa kukatakan bahwa aku cukup puas. Kalau ada yang mau mendapatkan copy-nya, bisa hubungi aku (sudah dapat persetujuan untuk menyebarkan) atau Rully-nya langsung.

Comments

  1. dear mas penulis, di mana ya saya bisa dapatkan bukunya? ini terbit waktu saya SMA dan dipinjam temen tapi belum balik. buku paling favorit padahal. kalau nemu copynya saya mau beli dongg

    ReplyDelete
    Replies
    1. domisili mana? kalo di jakarta bisa ketemuan kalo mau

      Delete
    2. Ya Allah saya ga tau kalau dibalas karena tidak punya blog. Saya domisili Jogja. Bisa minta emailnya? Saya pipink.firmanti@gmail.com. Terimakasih sekali sebelumnya 🙏🏼 Bisa dibilang saya penggemar tulisan2 mas Rully pada zamannya. Sampai sekarang masih suka genre itu juga. Mungkin ada masukan bacaan lain yang serupa? Tahun lalu saya dapat bukunya Adi K. Tapi langsung jadi kangen Rockpopper dan Rully Sangmerah

      Delete
    3. halo mas pipink, apa anda punya buku karya rully?
      aku jg dijogja. kalo punya bisakan sy pinjam ato sekedar foto kopi. aku pernah punya buku pertamanya karna aku ikut tim launching bukunya. kalo ga salah mayat dikamar mandi. makasih seblumnya

      Delete
  2. halo mas.. bs kah sy mempunyai buku tamat ini? bs kah dicopy dan dikirim. biaya semua nanti sy yg tanggung. makasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf punya saya juga pada ilang waktu pindahan. Ini saya juga mau cari lagi.. klo ada info kabarin ya kak. Ig saya @pipinkfirmanti

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sedikit Catatan Soal Penerbitan Munnu: Bocah dari Kashmir

Buku Buku Kaum Pecinta Alam

Resensi Film: Main Kayu ( Dokumenter tentang Ketidak adilan Kehutanan di Jawa)